A.
Pengertian populasi
Secara umum, pengertian populasi adalah sekumpulan mahluk
hidup yang memiliki karakteristik yang sama (species yang sama), hidup dalam
wilayah geografis yang sama pada waktu tertentu, dan mampu bereproduksi di
antara sesama mahluk hidup tersebut. Ada juga yang mengatakan bahwa arti
populasi ini adalah sekumpulan penduduk atau jumlah penghuni di suatu daerah
baik itu manusia, hewan, maupun, tumbuhan, yang berada pada suatu tempat atau
ruang tertentu.
B.Pengertian Sampel
Sampel, contoh, atau cuplikan (Ing.: sample) merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi asalnya, tetapi bukan populasi itu sendiri[1]. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu secara acak (random) dan tidak acak (non-random).
Sampel, contoh, atau cuplikan (Ing.: sample) merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi asalnya, tetapi bukan populasi itu sendiri[1]. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu secara acak (random) dan tidak acak (non-random).
C.
Teknik pengambilan sampel
1. Pengertian teknik pengambilan sampel
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. (Margono, 2004)
1. Pengertian teknik pengambilan sampel
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. (Margono, 2004)
2. Manfaat sampling
a) Menghemat beaya penelitian.
b) Menghemat waktu untuk penelitian.
c) Dapat menghasilkan data yang lebih
akurat.
d) Memperluas ruang lingkup penlitian.
3. Tujuan
Pengambilan Sampel;
a) Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas
sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengambilan data pada seluruh populasi.
b) Keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
c) Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam sehingga
bisa diwakili oleh sampel.
4. Tahapan
Pengambilan Sample diantaranya;
a)
Mendefinisikan populasi yang akan diamati
b)
Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua
peristiwa yang mungkin
c)
Menentukan teknik atau metode sampling yang
tepat
d)
Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
e)
Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling
5. Teknik Pengambilan sampel
Cara Pengambilan Sampel bermacam-macam tergantung jenis
penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar, metode pengambilan sampel
terdiri dari 2 kelas besar yaitu :
a)
Probability Sampling (Random Sample)
b)
Non- Probability Sampling (Non-Random Sample).
Kedua jenis tersebut terdiri dari
pengambilan secara acak dan pengambilan sampel tidak acak. Kedua jenis ini juga
memiliki sub – sub lain yang diantaranya adalah purposive sampling,
snowball samping, cluster sampling dll. Pada dasarnya
ada dua macam teknik, yaitu probability sampling dan non-probability
sampling. Kedua metode tersebut memiliki sejumlah teknik yang
berbeda.
Teknik ini
disebut juga sebagai random sample. Biasanya ia digunakan untuk
memastikan agar setiap elemen populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk
menjadi bagian. Probability sampling pada umumnya memiliki
hasil yang lebih objektif. Terdapat lima macam teknik yang bisa kamu gunakan,
berikut penjelasannya.
a) Simple random
sampling
Simple random sampling atau pengambilan sampel
acak sederhana adalah teknik penarikan sampel yang memberikan kesempatan yang
sama bagi setiap anggota populasi. Cara pengambilannya menggunakan nomor
undian. Jika kamu ingin menggunakan teknik ini, pastikan kamu telah memiliki
daftar nama populasi terlebih dahulu.
Contohnya, kamu ingin mengambil 20 sampel dari 50 orang.
Setelah membuat undian, ambil untuk sampel pertama. Kemudian nama tersebut
kembalikan lagi, dan ambil undian sampel kedua. Ini untuk menjaga agar
probabilitas tetap sama.
b) Systematic random sampling
Dengan
metode ini, pengambilan sampel tidak seacak sebelumnya. Teknik dilakukan dengan
menggunakan interval dalam memilih sampel penelitian. Langkah pertama adalah
mengurutkan populasi terlebih dahulu. Kemudian cari interval dengan membagi
jumlah populasi dengan sampel yang dibutuhkan
Sebagai contoh, seorang peneliti ingin meneliti pola
konsumsi mahasiswa Fakultas Ekonomi di suatu universitas. Jumlah total
populasinya 1000 mahasiswa. Peneliti ingin melakukan survei pada 100 mahasiswa
saja. Teknik sampling yang dilakukan, pertama-tama peneliti merencanakan, misal
sampel yang diambil adalah daftar nomor urut ke 10 dan kelipatannya (20,30,40,
dst sampai 1000), lalu peneliti mengacak daftar 1000 nomor yang semula
berurutan. Setelah diacak, dilihat kembali, mereka yang namanya berada di
urutan nomor 10 dan kelipatannya diambil sebagai sampel.
c)
Stratified random sampling
Stratified
random sampling atau sampel acak berstrata didasarkan pada tingkatan
tertentu. Awalnya, peneliti harus mengetahui kesamaan dan perbedaan karakter
yang dimiliki oleh populasi. Misalnya,
penelitian tentang pentingnya agama dikalangan mahasiswa Universitas Hayam
Wuruk. Peneliti membuat strata, mana mahasiswa baru, mana mahasiwa tahun kedua,
mana tahun ketiga, dan mana mahasiswa tahun akhir. Masing-masing strata atau
tingkatan diambil sampelnya secara proporsional menggunakan random sampling.
Misalnya, jumlah sampel mahasiswa baru 100 orang, jumlah sampel mahasiswa
tingkat lainnya sama atau mendekati 100 orang. Apabila hanya 1 mahasiswa
tingkat akhir yang dijadikan sampel, misalnya, maka sampling tidak
proporsional.
d) Cluster random
sampling
Pengambilan
sampel kluster dilakukan dengan cara membagi populasi ke dalam beberapa
kelompok. Pembagian dapat didasarkan pada lokasi, usia, jenis kelamin, dan
kategori lain yang setara. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu:
· Single stage cluster: peneliti secara
acak menentukan kelompok mana yang menjadi
sampel, sehingga ada beberapa kelompok yang tidak mendapatkan kesempatan
· Two stage cluster: peneliti harus
memilih kelompok secara acak terlebih dahulu, kemudian menarik sampel random
darinya
· Systematic clustering: mirip
dengan systematic random sampling, semua elemen diurutkan
kemudian diambil berdasarkan interval.
Sebagai contoh survei tentang tingkat kepercayaan
warga NU dan Muhammadiyah tentang pernyataan bahwa
”Borobudur peninggalan Raja Sulaiman”. Daftar keseluruhan populasi warga NU dan
Muhammadiyah tidak tersedia. Tidak mungkin pula membuatnya. Maka, peneliti
memilih organisasi NU dan Muhamadiyah cabang mana yang akan dijadikan sampel.
Setiap organisasi diperoleh daftar anggota-anggotanya. Cluster sampling artinya
memilih klaster yang tersedia karena tidak ada data yang menunjukkan semua
populasinya.
e) Multi Stage Sampling
e) Multi Stage Sampling
Metode
ini adalah gabungan antara stratified, cluster,
dan simple random sampling. Biasanya multi stage
sampling dilakukan kepada populasi yang jumlahnya sangat besar.
Contoh penggunaannya adalah pada sensus penduduk. Berikut ini
langkah-langkahnya:
· Bagi populasi menjadi beberapa kelompok;
· Bagi lagi kelompok menjadi sub-kelompok
(strata) berdasarkan kesamaan yang dimiliki;
· Proses pembagian dapat dilakukan hingga lebih
dari tiga kali;
· Setelahnya peneliti dapat menarik sampel
dari setiap kelompok.
2) Non- Probility Sampling
2) Non- Probility Sampling
Berbeda
dengan metode sebelumnya, non-probability sampling lebih
bergantung pada kemampuan dan batasan peneliti dalam menarik sampel. Misalnya,
ketika peneliti tidak memiliki daftar nama dari populasi, atau mungkin data
yang mereka pegang tidak akurat. Walaupun lebih fleksibel dan nyaman, terkadang
hasil dari metode ini mengandung bias penelitian. Ada beberapa teknik non-probability
sampling, berikut penjelasannya.
a) Purposive Sampling
a) Purposive Sampling
Purposive
sampling adalah teknik non-probabilitas yang sering digunakan karena
kemudahannya. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan kriteria
sampel yang sesuai dengan penelitian
Contohnya,
kita ingin meneliti penyakit kanker serviks. Kriteria terdiri dari pasien
kanker serviks, rentang usia misal 18-30 tahun, serta sudah memiliki suami.
Pastikan semua sampel memenuhi kriteria tersebut agar penelitian lebih
valid.
b) Accidental Sampling
b) Accidental Sampling
Teknik
penarikan sampel ini biasanya dilakukan tanpa sengaja. Cara ini cocok untuk
penelitian yang sifatnya umum.
Misalnya
mengukur kepuasan warga Jakarta kepada fasilitas transportasi. Jadi peneliti
bisa berjaga di sekitar stasiun dan halte kemudian menanyai orang-orang yang
menggunakan fasilitas tersebut.
Accidental
sampling juga cocok untuk mendapatkan sampel yang langka. Misalnya,
peneliti ingin mengetahui penyakit lupus yang jarang diderita orang.
c) Kouta Sampling
Quota sampling bergantung pada kuota yang sudah ditentukan sebelumnya. Peneliti cukup menentukan sampel yang menurutnya representatif. Selain itu, proporsi dari jenis data tertentu perlu juga untuk dipertimbangkan.
Quota sampling bergantung pada kuota yang sudah ditentukan sebelumnya. Peneliti cukup menentukan sampel yang menurutnya representatif. Selain itu, proporsi dari jenis data tertentu perlu juga untuk dipertimbangkan.
Misalnya populasi berjumlah 100 orang yang terdiri dari 40
persen wanita dan 60 persen laki-laki. Peneliti menentukan kuota sebanyak 10
orang. Proporsi jenis kelamin harus setara, jadi sampel terdiri dari 4 wanita
dan 6 laki-laki. Peneliti menentukan kuota
berdasarkan pengetahuan karakteristik akan berapa jumlah laki-laki, berapa
jumlah perempuan. Sampel dari kategori laki-laki dan perempuan diambil secara
proporsional. Begitu pula kategori pendidikan dan umur.
d) Snowball sampling
d) Snowball sampling
Snowball sampling dikenal
pula dengan sebutan bola salju. Cara melakukannya adalah dengan menemukan
sampel pertama, kemudian meminta rekomendasi sampel berikutnya kepada orang
tersebut. Begitu pula dengan selanjutnya hingga kebutuhan survei
terpenuhi.
Biasanya snowball sampling digunakan
untuk penelitian mengenai hal sensitif dan menyangkut privasi sehingga sulit
untuk menemukan sampel yang mau terlibat. Sebagi
contoh, penelitian tentang imigran gelap di Malaysia atau pengemis di ibukota.
Peneliti biasanya kesulitan menemukan orang-orangnya, namun imigran atau
pengemis mengenal imigran atau pengemis lain yang berada dalam jaringannya. Informan
atau responden juga memiliki pengetahuan tentang siapa saja orang-orang yang
potensial untuk menjadi sampel penelitian. Teknik ini dinamakan snowball karena
jumlahnya sedikit diawal dan semakin besar diakhir, seperti bola salju yang
menggelinding.
e) Sampling
Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
f) Sampling
Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasinya relatif kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga
dengan istilah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6. Pemilihan Jenis Teknik Sampel
Pemilahan jenis teknik sampling probabilitas dan nonprobabilitas didasarkan adanya randomisasi atau keacakan, yakni pengambilan subjek secara acak dari kumpulannya. Dalam hal randomisasi berlaku, setiap subjek penelitian memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan anggota sampel sejalan dengan anggapan bahwa pada dasarnya probabilitas distribusi kejadian ada pada seluruh bagian. Pemilihan teknik sampling harus berdasarkan 2 hal penting yaitu, reliabilitas dan efisiensi. Sampel yang reliable adalah sampel yang memiliki reliabilitas tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin kecil kesalahan sampling, reliabilitas sampling semakin rendah. Jika dikaitkan dengan varian nilai statistiknya berlaku kriteria bahwa semakin rendah varian, maka reliabilitas sampel yang diperoleh semakin tinggi pula.
Pemilahan jenis teknik sampling probabilitas dan nonprobabilitas didasarkan adanya randomisasi atau keacakan, yakni pengambilan subjek secara acak dari kumpulannya. Dalam hal randomisasi berlaku, setiap subjek penelitian memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan anggota sampel sejalan dengan anggapan bahwa pada dasarnya probabilitas distribusi kejadian ada pada seluruh bagian. Pemilihan teknik sampling harus berdasarkan 2 hal penting yaitu, reliabilitas dan efisiensi. Sampel yang reliable adalah sampel yang memiliki reliabilitas tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin kecil kesalahan sampling, reliabilitas sampling semakin rendah. Jika dikaitkan dengan varian nilai statistiknya berlaku kriteria bahwa semakin rendah varian, maka reliabilitas sampel yang diperoleh semakin tinggi pula.
7. Penentuan Jumlah Sampel Berdasarkan
Karakteristik Populasi
Selain berdasarkan ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel dikaji dari karakteristik populasi. Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut sampel yang jumlahnya besar. Misalnya saja dalam pemeriksaan golongan darah.Walaupun pemakaian jumlah sampel yang besar sangat dianjurkan, dengan pertimbangan adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti berusaha mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi sebagaimana dianjurkan oleh Isaac dan Michael (Sukardi, 2004 : 55). Dengan menggunakan rumus tertentu (lihat Sukardi, 2004 : 55-56), Isaac dan Michael memberikan hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah populasi antara 10 – 100.000.
Selain berdasarkan ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel dikaji dari karakteristik populasi. Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut sampel yang jumlahnya besar. Misalnya saja dalam pemeriksaan golongan darah.Walaupun pemakaian jumlah sampel yang besar sangat dianjurkan, dengan pertimbangan adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti berusaha mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi sebagaimana dianjurkan oleh Isaac dan Michael (Sukardi, 2004 : 55). Dengan menggunakan rumus tertentu (lihat Sukardi, 2004 : 55-56), Isaac dan Michael memberikan hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah populasi antara 10 – 100.000.
Soal :
1. Jelaskan pengertian populasi !
2. Jelaskan pengertian sampel !
3. Sebutkan macam-macam teknik sampling !
4. Apa yang di maksud snowbal sampling ?
5. Apakah yang dimaksud simpel random sampling ?
Jawaban :
1. Secara umum, pengertian populasi adalah
sekumpulan mahluk hidup yang memiliki karakteristik yang sama (species yang
sama), hidup dalam wilayah geografis yang sama pada waktu tertentu, dan mampu
bereproduksi di antara sesama mahluk hidup tersebut. Ada juga yang mengatakan
bahwa arti populasi ini adalah sekumpulan penduduk atau jumlah penghuni di
suatu daerah baik itu manusia, hewan, maupun, tumbuhan, yang berada pada suatu
tempat atau ruang tertentu.
2. Sampel, contoh, atau cuplikan (Ing.: sample) merupakan bagian dari populasi yang
dipelajari dalam suatu penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran
bagi populasi asalnya, tetapi bukan populasi itu sendiri[1]. Sampel dianggap
sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati.
Ukuran dan keragaman sampel
menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara
pengambilan sampel, yaitu secara acak (random) dan tidak acak (non-random).
3. Macam-macam teknik sampling :
a. Probability sampling
1 ) Simple random sampling
2) Systematic random sampling
3) Stratified random sampling
4) Cluster random sampling
5) Multi stage sampling
b. Non-probability sampling
1) Purposive sampling
2) Accidental sampling
3) Quota sampling
4) Snowball sampling
4. Snowball sampling dikenal pula
dengan sebutan bola salju. Cara melakukannya adalah dengan menemukan sampel
pertama, kemudian meminta rekomendasi sampel berikutnya kepada orang tersebut.
Begitu pula dengan selanjutnya hingga kebutuhan survei terpenuhi.
5. Simple random sampling atau
pengambilan sampel acak sederhana adalah teknik penarikan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi. Cara
pengambilannya menggunakan nomor undian. Jika kamu ingin menggunakan teknik
ini, pastikan kamu telah memiliki daftar nama populasi terlebih dahulu.
0 Response to "Populasi, Sampel dan Teknik Sampel "
Posting Komentar