A. Pengertian
Statistik Deskriptif Secara Umum
Statistika deskriptif adalah statistik yang bekenaan tentang
bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan
data sehingga mudah dipahami. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam
mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data antara lain:
1. Menentukan
ukuran dari data nilai modus, rata-rata dan nilai tengah (median)
2. Menentukan
ukuran variabilitas data seperti: variasi (varian), tingkat penyimpangan
(devasi standar), jarak (range)
3. Menentukan
ukuran bentuk data: skewness, kurtoris, plot boks. Statistika
deskriptif adalah metode statistika
yang digunakan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah
informasi.
(Suharyadi
Purwanto,s.k, Statistika untuk Ekonomi
dan Keuangan Modern (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm. 15)
B. Metode Statistika
Metode statistika sendiri merupakan
suatu prosedur yang biasa dipakai dalam pengumpulan, penyajian, analisis serta
untuk penafsiran data.
Berabgai metode di atas kemudian
dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, antara lain:
1.
Statistika Deskriptif
2.
Statistika Inferensial
Untuk contoh dari statistika
deskriptif sendiri antara lain yaitu:
· Tabel
· Diagram
· Grafik
· besaran-besaran
lain dalam majalah dan koran-koran.
Sementara untuk contoh visualnya, grafik pengunjung
pada suatu website dapat kita jadikan salah satu conton visual dari statistika
deskriptif, yaitu:
Dengan menggunakan Statistika
deskriptif, berbagai kumpulan data bisa tersaji dengan ringkas dan juga rapi
serta mampu memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada.
Informasi yang di dapatkan yang
berasal dari statistika deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan data,
ukuran penyebaran data, dan juga kecenderungan suatu gugus data. Selengkapnya akan
dilanjutkan di bawah.
Penyajian Data Bentuk Grafis antara
lain:
· Histogram
· Pie
Chart
· Ogive
· Poligon
· Diagram
Batang Daun (Stem and Leaf)
Penyajian data secara numerik mempunyai
beberapa bentuk, diantaranya yakni:
· Central
Tredency
· Fractile
· Skewness
· Pengukuran
Keruncingan
· Dispersion
atau pencaran
C. Penyajian Data Statistika
Deskriptif
Penyajian data dalam kategori
deskriptif bisa berupa grafis dan numerik, diantaranya yakni:
1.
Penyajian Data dalam Bentuk Grafis
Penyajian data dalam bentuk grafis
ini terdiri atas berbagai macam, diantaranya seperti:
· Pertama, Histogram:
Histogram adalah suatu grafik dari
distribusi frekuensi dari sebuah variabel.
Tampilan histogram pada umumnya
berwujud balok. Penyajian data ini terdiri atas dua sumbu utama dengan sudut
900 di mana sebagai absis sumbu X serta sebagai ordinat Y. Lebar balok akan
menunjukan suatu jarak dari batas kelas interval, sementara untuk tinggi balok
akan menunjukkan besarnya frekuensi suatu data.
·
Kedua, Pie Chart:
Pie Chart atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan Diagram kue merupakan suatu lingkaran yang dibagi menjadi
beberapa sektor. Pada masing-masing sektor bisa menyatakan besarnya presentase
atau bagian untuk tiap-tiap kelompok.
· Ketiga, Poligon:
Poligon adalah sautu grafik dari distribusi
frekuensi yang tergolong suatu variabel.
Tampilan dari poligon juga pada
umumnya berupa garis – garis patah yang didapatkan dengan cara menghubungkan
puncak pada masing – masing nilai tengah kelas. Poligon ini sangat baik
dimanfaatkan dalam hal membandingkan bentuk dari dua distribusi.
· Keempat, Ogive:
Ogive adalah satu bentuk gambar dari
distribusi frekuensi kumulatif pada sebuah variabel. Untuk suatu tabel
distribusi frekuensi, bisa juga kita bikin ogive positif serta ogive
negatifnya.
· Kelima, Diagram
Batang Daun (Stem and Leaf):
Diagram Batang Daun atau juga disebut
sebagai Stem and Leaf juga sama dengan histogram, hanya saja yang membedakan
adalah informasi yang didapatkan lebih baik. Hal itu disebabkan pada diagram
batang daun memperlihatkan nilai – nilai hasil pengamatan asli. Dalam diagram
ini juga akan digambarkan bilangan – bilangan yang juga sebagai batang serta
disebelah kananya ditulis bilangan sisanya :
2. Penyajian
Data Numerik
Seperti yang telah disebutkan di
atas, penyajian data numerik terdiri dari beberapa macam seperti:
Penyajian data secara numerik terdiri
dari beberapa macam – macam, yaitu antara lain :
1.
Pertama, Central Tredency.
2.
Kedua, Dispersion atau pencaran.
3.
Ketiga, Fractile.
4.
Keempat, Skewness.
5.
Kelima, Pengukuran Keruncingan.
F.
Metode Dasar dalam Statistik Deskripti
Ada dua macam metode dasar di dalam
statistik deskriptif, antara lain numerik dan grafis.
1. Pendekatan numerik bisa
dipakai dalam menghitung nilai statistik dari sekumpulan data.
Sebagai contoh: meandan standar deviasi.
Statistik ini akan memberikan informasi mengenai rata-rata serta informasi rinci mengenai distribusi data.
Sebagai contoh: meandan standar deviasi.
Statistik ini akan memberikan informasi mengenai rata-rata serta informasi rinci mengenai distribusi data.
2. Metode grafis lebih sesuai
dibandingkan dengan metode numerik untuk mengidentifikasi pola-pola tertentu
dalam data, dilain pihak, pendekatan numerik lebih tepat serta objektif.
Dengan begitu, pendekatan numerik dan juga grafis satu sama lain akan saling melengkapi. Maka dari itu, sangatlah bijaksana jika kita memakai kedua metode tersebut secara bersamaan.
Dengan begitu, pendekatan numerik dan juga grafis satu sama lain akan saling melengkapi. Maka dari itu, sangatlah bijaksana jika kita memakai kedua metode tersebut secara bersamaan.
Terdapat tiga karakteristik atau ciri
utama dari variabel tunggal, diantaranya yaitu:
1.
Distribusi data (distribusi frekuensi)
2.
Ukuran pemusatan atau tendensi sentral (Central
Tendency)
3.
Ukuran penyebaran (Dispersion)
G. Distribusi Data
Pengaturan,
penyusunan, serta peringkasan data dengan membikin tabel seringkali membantu,
khususnya ketika kita bekerja untuk menghandle sejumlah data yang besar.Tabel
tersebut berisi daftar nilai data yang mungkin akan berbeda (baik data tunggal
maupun data yang telah dikelompok-kelompokan) sekaligus nilai frekuensinya.
Frekuensi
akan menggambarkan banyaknya kejadian atau kemunculan nilai data dengan
kategori tertentu.Distribusi data yang telah diatur tersebut sering disebut
sebagai distribusi frekuensi. Dengan begitu, distribusi
frekuensi dapat diartikan sebagai daftar sebaran data (baik data tunggal
ataupun data kelompok), yang diikuti dengan nilai frekuensinya. Data kemudian
dikelompokkan ke dalam beberapa kelas sehingga karakteristik atau ciri penting
data tersebut bisa dengan cepat terlihat. Distribusi frekuensi yang paling
sederhana ialah distribusi yang menunjulan daftar pada masing-masing nilai dari
variabel yang dilengkapi dengan nilai frekuensinya.
Distribusi
frekuensi bisa
kita tunjukan dalam dua cara, antara lain yakni dengan tabel atau
dengan grafik.Distribusi juga bisa digambarkan dengan
memakai nilai persentase. Penyajian distribusi dalam bentuk grafik lebih
mempermudah dalam hal menunjukan karakteristik serta kecenderungan tertentu
dari sekumpulan data. Grafik data kuantitatif mencangkup Histogram, Poligon
Frekuensi dan yang lainnya.
Sementara
grafik untuk data kualitatif mencangkup Bar Chart, Pie Chart dan yang lainnya. Distribusi
frekuensi akan memudahkan kita dalam hal melihat pola dalam data.Meski
demikian, kita akan kehilangan informasi dari nilai individunya.
H. Bentuk Distribusi
Salah satu
hal penting yang ada ada “deskripsi” suatu variabel ialah bentuk distribusinya,
yang menggambarkan frekuensi dari berbagai selang nilai variabel. Pada umumnya,
seorang peneliti yang tertarik dalam seberapa baik distribusi bisa kita
perkirakan oleh distribusi normal. Statistik deskriptif sederhana bisa mebgasih
beberapa informasi yang relevan dengan masalah ini. Untuk contohnya, apabila
skewness (kemiringan), yang mengukur kesimetrisan distribusi data, tidak sama
dengan 0, maka distribusi disebut tidak simetris (a simetris),.
Serta jika
skewness bernilai 0 artinya data tersebut berdistribusi normal (simetris). Apabila
kurtosis (keruncingan), yang mengukur keruncingan distribusi data, tidak sama
dengan 0, maka distribusi data mungkin lebih datar ataupun lebih runcing
daripada dengan distribusi normal.
Nilai kurtosis
dari distribusi normal yaitu 0, Informasi yang lebih akurat bisa kita dapatkan dengan memakai
salah satu uji normalitas yakni untuk menentukan peluang apakah sampel berasal
dari pengamatan populasi yang berdistribusi normal atau tidak (contohnya, uji
Kolmogorov-Smirnov, atau uji Shapiro-Wilks’W). Tetapai di antara uji formal itu
tidak terdapat satu pun yang bisa sepenuhnya menggantikan pemeriksaan data
secara visual dengan memakai cara grafis. Contohnya histogram (grafik yang
menggambarkan distribusi frekuensi dari variabel).
Grafik
(Histogram, misalnya) memungkinkan kita untuk dapat mengevaluasi normalitas
dari distribusi empiris. Hal tersebut disebabkan pada histogram tersebut
diikuti juga dengan overlay kurva normalnya. Hal ini juga akan sangat
memungkinkan kita untuk memeriksa berbagai aspek dari bentuk distribusi data
secara kualitatif.
Contohnya,
distribusi bisa bimodal (mempunyai 2 puncak) maupun multimodal (lebih dari 2
puncak).Hal tersebut akan menggambarkan bahwa sampel tidak homogen serta
unsur-unsurnya berasal dari dua populasi yang berbeda.
I. Ukuran Pemusatan (Central
Tendency)
Salah satu
aspek yang paling penting dalam menunjukan distribusi data yaitu nilai pusat
pengamatan. Pada masing-masing pengukuran aritmatika yang diarahkan dalam
menunjukan suatu nilai yang mewakili nilai pusat ataupun nilai sentral dari
suatu gugus data (himpunan pengamatan) dikenal dengan sebutan ukuran
tendensi sentral.
Adapun tiga jenis ukuran tendensi
sentral yang sering dimanfaatkan, diantaranya yaitu:
1.
Mean
2.
Median
3.
Mode
Rata-rata
hitung atau
juga disebut dengan arithmetic mean atau yang sering
kita sebut sebagai mean saja adalah suatu metode
yang paling banyak dipakai dalam menunjukan ukuran tendensi sentral. Mean ini
dihitung dengan menjumlahkan seluruh nilai data pengamatan lalu dibagi dengan
banyaknya data. Mean dipengaruhi oleh adanya nilai ekstrem.
Median merupakan nilai yang membagi
himpunan pengamatan menjadi dua bagian yang sama besar atau 50% dari pengamatan
yang berada di bawah median serta 50% lagi berada di atas median. Median dari n pengukuran/
pengamatan x1, x2 ,…, xn merupakan
suatu nilai pengamatan yang berada di tengah gugus data sesudah data tersebut
diurutkan. Jika banyaknya pengamatan (n) ganjil, median berada tepat
ditengah gugus data, sementara jika n genap, median
didapatkan dengan cara interpolasi. Yakni cara di mana rata-rata dari dua data
yang berada di tengah gugus data. Median tidak dipengaruhi oleh adanya
nilai ekstrem.
Modus merupakan sautu data yang
paling sering muncul atau terjadi. Untuk menentukan adanya modus, pertama kali
kita harus menyusun data dalam urutan meningkat atau sebaliknya. Lalu diikuti
dengan menghitung frekuensinya. Nilai yang frekuensinya paling besar (sering
muncul) itulah yang dinamakan sebagai modus.
Modus dipakai baik untuk tipe data
numerik maupun data kategoris. Modus tidak dipengaruhi oleh adanya
nilai ekstrem.
J. Karakteristik penting untuk
ukuran pusat yang baik
Ukuran dari
nilai pusat (average) adalah nilai pewakil dari sebuah distribusi data,
sehingga harus mempunyai sifat-sifat seperti yang ada di bawah ini:
· Harus
mempertimbangkan semua gugus data
· Tidak
boleh terpengaruh oleh nilai-nilai ekstrim.
· Harus
stabil dari sampel ke sampel.
· Harus
mampu digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut.
Dari beberapa
ukuran nilai pusat, Mean hampir memenuhi seluruh persyaratan tersebut, kecuali
dengan syarat pada point kedua, rata-rata akan dipengaruhi oleh nilai ekstrem. Sebagai
contoh, apabila item yaitu 2; 4; 5; 6; 6; 6; 7; 7; 8; 9 maka mean, median dan
juga modus yang seluruhnya sama dengan 6. Apabila nilai terakhir merupakan 90
bukan 9, rata-rata akan menjadi 14.10. Sementara untuk median dan modus yang
tidak berubah.
Meskipun
median dan juga modusnya lebih baik dalam hal ini, tetapi mereka tidak memenuhi
persyaratan lainnya. Oleh sebab itu Mean adalah suatu
ukuran nilai pusat yang terbaik serta sering dimanfaatkan dalam bidang analisis
statistik.
K. Kapan kita menggunakan nilai pusat
yang berbeda?
Nilai ukuran
pusat yang tepat untuk dipakai akan tergantung dalam sifat data, sifat
distribusi frekuensi serta tujuan. Apabila data kualitatif, hanya modusnya saja
yang bisa dipakai. Sebagai contoh, jika kita tertarik untuk mengetahui jenis
tanah yang khas pada sebuah lokasi, atau pola tanam di sebuah daerah, kita bisa
memakai modus.
Namun, disisi
lain juga, apabila data bersifat kuantitatif, kita bisa memakai salah satu dari
ukuran nilai pusat tersebut. Apabila data bersifat kuantitatif, maka kita harus
mempertimbangkan sifat distribusi frekuensi gugus data itu.
· Jika
distribusi frekuensi data tidak normal (tidak simetris), median atau modus
adalah ukuran pusat yang tepat.
· Jika
ada nilai-nilai ekstrim, baik kecil atau besar, lebih tepat memakai median
ataupun modus.
· Jika
distribusi data normal (simetris), seluruh ukuran nilai pusat, baik itu mean,
median, maupun modus bisa dipakai.
Tetapi, mean lebih sering dipakai dibanding yang lainnya sebab lebih memenuhi persyaratan untuk ukuran pusat yang baik.
Tetapi, mean lebih sering dipakai dibanding yang lainnya sebab lebih memenuhi persyaratan untuk ukuran pusat yang baik.
· Pada
saat kita berhadapan dengan laju, kecepatan serta harga akan lebih tepat
memakai rata-rata harmonik.
Apabila kita
tertarik dalam perubahan relatif, seperti dalam kasus pertumbuhan bakteri,
pembelahan sel dan sebagainya, rata-rata geometrik merupakan rata-rata yang
paling tepat untuk digunakan.
SOAL
1 :
1.
Jelaskan pengertian statika diskriptif !
2.
Sebutkan bentuk-bentuk penyajian data
deskriptif !
3.
Apa yang dimaksud dengan pie chart !
4.
Sebutkan sifat-sifat dari ukuran nilai
pusat !
5.
Jelaskan metode dasar dalam statistika
deskriptif !
Jawaban :
1.
Statistika deskriptif adalah statistik yang bekenaan tentang
bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan
data sehingga mudah dipahami.
2.
Penyajian Data Bentuk Grafis antara
lain:
·
Histogram
·
Pie Chart
·
Ogive
·
Poligon
·
Diagram Batang Daun (Stem and Leaf)
Penyajian data secara numerik mempunyai
beberapa bentuk, diantaranya yakni:
·
Central Tredency
·
Fractile
·
Skewness
·
Pengukuran Keruncingan
·
Dispersion atau pencaran
3. Pie Chart atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan Diagram kue merupakan suatu lingkaran yang dibagi menjadi
beberapa sektor. Pada masing-masing sektor bisa menyatakan besarnya presentase
atau bagian untuk tiap-tiap kelompok.
4. Ukuran dari nilai pusat (average)
adalah nilai pewakil dari sebuah distribusi data, sehingga harus mempunyai
sifat-sifat seperti yang ada di bawah ini:
· Harus
mempertimbangkan semua gugus data
· Tidak
boleh terpengaruh oleh nilai-nilai ekstrim.
· Harus
stabil dari sampel ke sampel.
· Harus
mampu digunakan untuk analisis statistik lebih lanjut.
5. Ada dua macam metode dasar di dalam
statistik deskriptif, antara lain numerik dan grafis.
a.
Pendekatan numerik bisa
dipakai dalam menghitung nilai statistik dari sekumpulan data. Sebagai
contoh: meandan standar deviasi.
Statistik ini akan memberikan informasi mengenai rata-rata serta informasi rinci mengenai distribusi data.
Statistik ini akan memberikan informasi mengenai rata-rata serta informasi rinci mengenai distribusi data.
b.
Metode grafis lebih sesuai
dibandingkan dengan metode numerik untuk mengidentifikasi pola-pola tertentu
dalam data, dilain pihak, pendekatan numerik lebih tepat serta objektif.
Dengan begitu, pendekatan numerik dan juga grafis satu sama lain akan saling melengkapi. Maka dari itu, sangatlah bijaksana jika kita memakai kedua metode tersebut secara bersamaan.
Dengan begitu, pendekatan numerik dan juga grafis satu sama lain akan saling melengkapi. Maka dari itu, sangatlah bijaksana jika kita memakai kedua metode tersebut secara bersamaan.
0 Response to "Statistika deskriptif "
Posting Komentar