Uji Hipotesis adalah cabang Ilmu Statistika
Inferensial yang dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara
statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan
tersebut. Pernyataan ataupun asumsi sementara yang dibuat untuk diuji kebenarannya tersebut dinamakan
dengan Hipotesis (Hypothesis) atau Hipotesa. Tujuan dari Uji Hipotesis adalah
untuk menetapkan suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang berupa
data-data dalam menentukan keputusan apakah menolak atau menerima kebenaran
dari pernyataan atau asumsi yang telah dibuat. Uji Hipotesis juga dapat
memberikan kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan yang bersifat Objektif.
Hipotesis adalah suatu proses dari
pendugaan parameter dalam populasi, yang membawa kita pada perumusan segugus
kaidah yang dapat membawa kita pada suatu keputusan akhir, yaitu menolak atau
menerima pernyataan tersebut.
Contoh:
- Seorang peneliti masalah kedokteran diminta untuk memutuskan, berdasarkan buktibukti hasil percobaan, apakah suatu vaksin baru lebih baik daripada yang sekarang beredar di pasaran.
- Berdasarkan data, apakah ada perbedaan ketelitian antara dua jenis alat ukur;
- Seorang ahli sosiologi ingin mengumpulkan data yang memungkinkan ia menyimpulkan apakah jenis darah dan warna seseorang ada hubungannya atau tidak. Hipotesis Statistika: suatu proses untuk menentukan apakah dugaan tentang nilai parameter/karakteristik populasi didukung kuat oleh data sampel atau tidak
Uji statistik yang digunakan untuk
mengetahui apakah suatu populasi memiliki rata-rata yang sama dengan, lebih
kecil atau lebih besar dari suatu nilai rata-rata tertentu sesuai dengan
hipotesis yang telah ditetapkan.
Sebelum melakukan pengujian statistik,
terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel yang nantinya digunakan sebagai
bahan untuk melakukan pengujian.
Berikut
ini adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pengujian.
1.
Sampel yang digunakan dalam pengujian adalah sampel
acak sederhana.
2.
Varian populasi σ2 diketahui.
3. Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau ukuran (banyaknya) sampel cukup besar (biasanya ukuran sampel cukup besar yang sering digunakan adalah lebih dari 30).
3. Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau ukuran (banyaknya) sampel cukup besar (biasanya ukuran sampel cukup besar yang sering digunakan adalah lebih dari 30).
Prosedur pengujian hipotesis statistic adalah langkah-langkah yang di pergunakan dalam menyelesaikan pengujian hipotesis tersebut. Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis statistic adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan Formulasi Hipotesis
Formulasi atau perumusan hipotesis statistic dapat di
bedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut;
a.
Hipotesis
nol / nihil (HO)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan di uji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan di uji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
b.
Hipotesis
alternatif/ tandingan (H1 / Ha)
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang di rumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut.
H1 menyatakan bahwa
harga parameter lebih besar dari pada harga yang di hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian
satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan.Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang di rumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut.
1)
H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada
harga yang di hipotesiskan.
Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kiri.
2)
H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga
yang di hipotesiskan. Pengujian itu
disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan
dan kiri sekaligus.
Secara umum, formulasi hipotesis dapat di
tuliskan :
Apabila
hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis alternatif
(Ha) di tolak. Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis
alternatif (Ha) di terima (benar) maka hipotesis nol (H0) ditolak.
1.
Menentukan Taraf Nyata (α)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima
kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi
taraf nyata yang di gunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau
hipotesis yang di uji, padahal hipotesis nol
benar.
Besaran yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata
dinyatakan dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara
umum taraf nyata di tuliskan sebagai α0,01, α0,05, α0,1. Besarnya nilai α
bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya
kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan di tolerir. Besarnya kesalahan
tersebut di sebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test)
atau daerah penolakan ( region of rejection).
Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk
menentukan nilai distribusi yang di
gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t, dan
distribusi X². Nilai itu sudah di sediakan dalam bentuk tabel di sebut nilai kritis.
2.
Menentukan Kriteria
Pengujian
Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam
menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α
tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan
bentuk pengujiannya. Yang di maksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau
arah pengujian.
a) Penerimaan Ho terjadi jika nilai
uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada nilai positif atau
negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
b) Penolakan Ho terjadi jika nilai uji
statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada nilai positif atau negatif
dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
Dalam bentuk gambar,
kriteria pengujian seperti gambar di bawah ini
1.
Menentukan Nilai Uji Statistik
Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan
distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan
perhitungan untuk menduga parameter data sampel yang di ambil secara random
dari sebuah populasi. Misalkan, akan di uji parameter populasi (P), maka yang
pertama-tam di hitung adalah statistik sampel (S).
2.
Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam
hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan
kriteria pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan
setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel atau nilai
kritis.
a.
Penerimaan
Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di
luar nilai kritisnya.
b.
Penolakan
Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di
dalam nilai kritisnya.
Kelima langkah pengujian hipotesis
tersebut di atas dapat di ringkas seperti berikut. Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatifnya (Ha) Langkah
2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai table.
Langkah 3 : Membuat criteria
pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0.
Langkah
4 :
Melakukan uji statistic
Langkah
5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0.
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis
Alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan
teori-teori yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum
berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata dilapangan. Hipotesis
alternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat positif. Hipotesis nol adalah
pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara parameter
dengan statistik. Hipotesis Nol (Ho)
dirumuskan dengan kalimat
negatif). Nilai Hipotesis Nol (Ho) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.
1.
Hipotesis
Hipotesis terdiri dari dua bentuk, yaitu hipotesis untuk uji dua arah dan hipotesis untuk uji satu arah.
Hipotesis terdiri dari dua bentuk, yaitu hipotesis untuk uji dua arah dan hipotesis untuk uji satu arah.
a. Hipotesis untuk uji dua arah
Ho :μ=μ0
H1:μ≠μ0
b. Hipotesis untuk uji satu arah
H0:μ=μ0 H1:μ<μ0
atau H0:μ=μ0
H1:μ>μ0
H0 adalah
hipotesis null (hipotesis
awal), H1 adalah
hipotesis tandingan (alternatif), μ adalah rata-rata populasi yang akan diuji dan μ0 adalah rata-rata yang
ditentukan terelbih dahulu nilainya.
Misalnya seorang kepala cabang sebuah bank menyatakan bahwa
rata-rata lamanya nasabah yang antri di teller bank tersebut tidak lebih dari 5
menit. Dengan demikian, hipotesis yang kita gunakan untuk menguji kebenaran
pernyataan tersebut adalah
Ho:μ=5 H1:μ<5
2.
Tingkat Kepercayaan atau Tingkat Signifikansi
Tingkat kepercayaan yang sering digunakan dalam pengujian
statistik adalah 95 persen atau (1−α)=0,95.
Tingkat kepercayaan bisa dikurangi sesuai dengan jenis
penelitian yang dilakukan, misalnya misalnya 90 persen. Selain itu bisa juga
diperbesar jika menginginkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi, misalnya
menjadi 99 persen.
Jika disebutkan bahwa
tingkat kepercayaan yang
digunakan adalah 95
persen atau (1−α)=0,95, maka
tingkat signifikansinya adalah 5 persen (α=0,05).
3.
Statistik Uji
jika populasi berdistribusi normal, n ≥30 dan S (simpangan
baku populasi) diketahui maka rumus yang
digunakan adalah
1.
Titik Kritis
Titik
kritis adalah titik yang digunakan pada pengambilan keputusan yaitu sebagai
dasar untuk menolak atau tidak menolak Ho.
a.
Titik
kritis uji dua arah adalah -Zα/2
dan Zα/2
b.
Titik
kritis uji satu arah adalah −Zα untuk
H1:μ<μo dan Zα untuk .H1:μ>μo.
2.
Keputusan
a.
Keputusan untuk uji dua arah
Tolak Ho apabila z < -Zα/2 atau z > Zα/2.
b.
Keputusan untuk uji satu arah
Untuk H1:μ<μo, tolak Ho jika z<−Zα. Untuk H1 :μ>μo, tolak Ho apabila z>Zα.
0 Response to "Uji Hipotesis 1 Populasi"
Posting Komentar