Uji T Sampel Berpasangan
Uji t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas yang dicirikan dengan adanya hubungan nilai pada setiap sampel yang sama (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian.
Misal pada penelitian mengenai efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan pertama, peneliti menerapkan kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, barulah objek penelitian dikenai suatu tindakan tertentu, misal pemberian obat. Dengan demikian, performance obat dapat diketahui dengan cara membandingkan kondisi objek penelitian sebelum dan sesudah diberikan obat.
Misal pada penelitian mengenai efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan pertama, peneliti menerapkan kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, barulah objek penelitian dikenai suatu tindakan tertentu, misal pemberian obat. Dengan demikian, performance obat dapat diketahui dengan cara membandingkan kondisi objek penelitian sebelum dan sesudah diberikan obat.
Contoh kasus lain misalnya program diet dimana pengukuran berat badan ditimbang sebelum dan setelah diet. Contoh lain yang bisa dianggap berpasangan meski terdapat 2 objek penelitian, misalnya perbedaan antara tinggi ayah dan anaknya.
Uji t sample berpasangan sering kali disebut sebagai paired-sampel t test. Uji t untuk data sampel berpasangan membandingkan rata-rata dua variabel untuk suatu grup sampel tunggal. Uji ini menghitung selisih antara nilai dua variabel untuk tiap kasus dan menguji apakah selisih rata-rata tersebut bernilai nol.
Kriteria data untuk uji t sampel berpasangan :
- Data untuk tiap pasang yang diuji dalam skala interval atau rasio.
- Data berdistribusi normal.
- Nilai variannya dapat sama ataupun tidak.
Uji t berpasangan (paired t-test) umumnya menguji perbedaan antara dua pengamatan. Uji seperti ini dilakukan pada Subjek yang diuji untuk situasi sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa (sejenis). Misalnya ketika kita akan menguji banyaknya gigitan nyamuk sebelum diberi lotion anti nyamuk merk tertentu maupun sesudahnya.
Contoh uji t sampel berpasangan
Sebuah penelitian memiliki tujuan ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan waktu yang dibutuhkan perawat untuk memasang infuse sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Karena itu peneliti mengambil sampel acak terhadap 10 orang perawat. Berikut adalah waktu yang dibutuhkan seorang perawat saat memasang sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, data berikut dihitung dalam menit.
Perawat
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Sebelum
|
6
|
8
|
7
|
10
|
9
|
7
|
6
|
7
|
9
|
8
|
Sesudah
|
5
|
6
|
7
|
8
|
8
|
7
|
5
|
7
|
9
|
7
|
Jawab :
- Ho: µ1 = µ2
Ha: µ1 ≠ µ2 - Titik kritis uji - nilai t tabel pada α = 0,05 dan df = 9à = 2.26
- Selisih Waktu sebelum dan sesudah
Sebelum
|
6
|
8
|
7
|
10
|
9
|
7
|
6
|
7
|
9
|
8
|
Sesudah
|
5
|
6
|
7
|
8
|
8
|
7
|
5
|
7
|
9
|
7
|
Selisih
|
1
|
2
|
0
|
2
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
- d = 8/10
d = 0,8
Sd = (√10(106) - 64) / 10 (10 -1)
Sd = 3,33
t-hitung = d / (s/√n)
t-hitung = 0,8 / (3,33/√10) t-hitung = 0,76 - Nilai t-hitung = 0,76 < 2,26 (t-tabel) àHo diterima
- Kesimpulan:
Tidak ada perbedaan waktu yang dibutuhkan perawat untuk memasang infuse sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah mengikuti pelatihan.
0 Response to "Uji T Sampel Berpasangan"
Posting Komentar